Sunday, August 14, 2011

Harta


Manusia merupakan mahluk yang diberi kesempurnaan yang dengan itu Allah berikan banyak amanah yang salah satunya adalah harta. Pada esensinya, harta merupakan alat mobilisasi manusia untuk hidup di dunia dan tidak untuk dimiliki sepenuhnya. Namun, sebagian kita beranggapan bahwa harta tersebut adalah miliknya sepenuhnya. Dia tidak mengakui bahwa didalamnya terdapat hak untuk orang lain.

Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berlomba-lomba mengumpulkan harta terlebih lagi menimbunnya, sampai berimplikasi menyebabkannya menjadi kikir dan tidak mau menginfakkannya di jalan Allah. Islam mengancam orang yang berbuat demikian dengan ancaman memasukannya ke dalam Huthamah (api neraka).

Dalam al Qur’an Allah swt berfirman: “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Qs. Al Humazah [104]: 1-9)

Kecintaan yang berlebihan pada harta juga dapat membuat kita tergelincir dari nilai-nilai kebenaran dan dapat menghalangi kita untuk berbuat kebajikan. Sifat kikir, enggan menolong orang yang lemah, dan malas mengeluarkan infak dan zakat timbul karena takut jatuh miskin. Bila ini terjadi, kita tidak akan pernah sadar bahwa sebenarnya harta yang kita genggam itu hanyalah titipan Allah SWT.

Allah SWT berfirman:  “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Qs. Ali Imron [3]: 92)

Rasulullah saw telah memberikan solusi bagaimana mendistribusikan harta dengan baik. Selain menggunakannya di jalan yang halal, beliau juga menganjurkan agar harta yang dimiliki disedekahkan di jalan Allah. Karena sesungguhnya sedekah inilah salah satu amal yang tidak akan pernah berhenti penghitungan (pahala)nya.

Sabda Nabi saw: ”Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, anak yang shaleh yang mendo’akan kedua orang tuanya dan ilmu yang bermanfaat baginya sepeninggalnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Wallahu A’lam Bis Shawab.

No comments:

Post a Comment