Thursday, May 31, 2012

PRODUK INOVATIF SMART-C



1. CD LITERATUR (IDR 199) -- Konten: 100 judul eBook Ekonomi-keuangan Islam, 200 paper jurnal dan 300 paper konferensi ekonomi-keuangan Islam. PRODUK berupa CD 700 MB. (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

2. FD 8 GB (IDR 399) -- Konten: 100 judul eBook Ekonomi-keuangan Islam, 200 paper jurnal dan 300 paper konferensi ekonomi-keuangan Islam. PRODUK berupa FlashDisk 8 GB. (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

3. HD Eksternal 160 GB (IDR 749) -- Konten: 100 judul eBook Ekonomi-keuangan Islam, 200 paper jurnal dan 300 paper konferensi ekonomi-keuangan Islam. PRODUK berupa Hardisk Eksternal kapasitas 160 GB. Bonus buku EKONOMI ISLAM SUBSTANTIF (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

4. HD Eksternal 250 GB (IDR 999) -- Konten: 300 judul eBook Ekonomi-keuangan Islam, 300 paper jurnal dan 300 paper konferensi ekonomi-keuangan Islam. PRODUK berupa Hardisk Eksternal kapasitas 250 GB. Bonus buku EKONOMI ISLAM SUBSTANTIF (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

5. PAKET MODUL ANP (IDR 299) -- Konten: 1.Ebook “Decision Making with The Analytic Network Process” by: Thomas L. Saaty & Luis G. Vargas, 278 pages (2006); 2.Makalah“Analytic Network Process: Pendekatan Baru Studi Kualitatif” by: Ascarya (2005); 3.Modul eksklusif ‘Konsep Dasar ANP’; 4.Modul eksklusif ‘Aplikasi ANP’ dan; 5.Paper-paper dengan Metode ANP. PRODUK berupa FlashDisk 2 GB. (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

6. PAKET MODUL DEA (IDR 299) -- Konten: 1.Ebook “Introduction to Data Envelopment Analysis and Its Uses with DEA Solver” by: William W. Cooper, et all, 354 pages (2006); 2.Ebook “An Introduction to Data Envelopment Analysis: A Tool for Performance Measurement” by: R. Ramanathan (2003); 3.Modul eksklusif ‘Konsep Dasar DEA’; 4.Modul eksklusif ‘Aplikasi DEA’ dan; 5.Paper-paper dengan Metode DEA. PRODUK berupa FlashDisk 2 GB. (Free ongkos kirim utk Pulau Jawa)

7. IN-HOUSE TRAINING ANP/DEA -- Training Metode Analytic Network Process (ANP) danData Envelopment Analysis (DEA) dengan pakar, Ir. Ascarya, M.BA, M.Sc. Terbuka bagi perusahaan/ instansi umum maupun perguruan tinggi. 

For further information (Call).085719411833

Wednesday, May 30, 2012

My Test Results

these all what test says about me:


Result point: 45
41 TO 50 POINTS 
Others see you as fresh, lively, charming, amusing, practical and always interesting; someone who's constantly in the center of attention, but sufficiently well-balanced not to let it go to their head. They also see you as kind, considerate, and understanding; someone who'll? always cheer them up and help them out.

Tes Kepribadian iPersonic @http://www.ipersonic.net/id/test.html

Result says: 
Your iPersonic Type: The Social Realist

Social Realists like you are popular persons full of energy. You are reliable, well organized and helpful. Traditional values are important to you. Founding a family also plays a central role in your life. Social Realists have a marked social streak. You are always ready to listen to the worries and problems of others and spare no effort when you are asked for help. With empathy and understanding, you can sense what other people need. You are always willing to highly regard the strong points of the other person and to excuse that person’s weaknesses. You are the most sociable of all personality types. Social contacts are very important to you. Social Realists find it very difficult to cope with conflicts and criticism - harmony is your elixir of life. Acknowledgement and esteem are very important to you. Differentiation on the other hand is not necessarily one of your strong points. At work and in partnerships, you are loyal, committed and always there when needed. You find it easy to make friends due to your open, warm manner and you have a large circle of friends. Social Realists are more conservative types. You have a set system of values and rules. You prefer clear, structured surroundings and work processes; you find too much change und unrest unpleasant. Your strong points are carefulness and reliability and not so much flexibility and spontaneity. Social Realists are open-minded towards anything new only to a limited extent. But, should one be looking for someone to fulfil a task reliably and exactly, you are the right person. The Social Realist is the most social among all personality types. For you, it is essential to choose a profession where you can deal with as many people as possible. You recharge your batteries with the help of people contact and the personal exchanges needed for your very special talents to unfold. You are the prototype of the caring person in the positive sense, because you love to act on behalf of others and care for them. If you have the impression that there is a way to contribute by improving the quality of their life, it satisfies you more than anything. For your type, the feeling to be needed, loved, and appreciated is more than vitally necessary. Therefore, working in seclusion is not for you. It is just too much counter to your extroverted nature, and your need for interpersonal interaction.You have the best ideas during dialogues with others, as they stimulate your creativity. Instead of developing abstract aid projects with the help of a drawing board, you prefer to engage yourself on the frontlines with person to person contact. For you, it is important to see the results of your work so you can go home feeling that you (again) made the world a better place - at least a bit.  You are a born team player. You are open and communicative, easily integrating yourself into group hierarchies. For your personality type, harmony is the keyword in your personal, as well as in your professional life. Since conflicts and power struggles seriously stress you making it difficult for you to attend to your tasks, you should put your emphasis on working in a stress free, respectful, and affectionate environment. Working environments continuously affected by tough infighting, and where competitive conflicts are intense represent too great a strain.

My Cheating Face


Unbelievable,
Hard to believe,
Non sense,
Well, whatever you say….. It’s me……

Kenapa harus aku katakan kalau wajahku menipu???
Now Look at to my Face!
Clearly.........................................

Deeply.........................................

16 years old, start being a collage student


20 years old, I finally finished my study

22 years old, 3 weeks after marriage

 Honestly, say it! What does it look like?????
Pretty Girl in her twenties and married women
Or
Little Girl in her teen-aged and single???
Which one most appropriate?

Oou,,,, tunggu dulu, bukan berarti I am a Narsis Girl yang mau show up ke kalian2 about my pretty face (meskipun sedikit pretty lah kurasa;....... kumat dah narsisnya). Hehehe
Clearly, I just want to share you about my life according to my face….. 

Jadi begini ceritanya,,,,,
Muka yang seperti  ini kadang-kadang enak, kadang-kadang juga gak enak,,, Lho kok!!!! Tapi bukannya berarti aku gak bersyukur akan karunia yang udah Tuhan kasih buat aku ya,,, (thankssssssss banget Alhamdulillah buat karunia Allah SWT yang satu ini). Hanya saja, ya itu tadi, jadi banyak kejadian-kejadian yang unpredictable dan sedikit sudah dapat diprediksi lah akan apa yang terjadi…hhihihi (bingung yak??? Samma, aku juga bingung)

Most people said, and almost everyone told me that I have Baby face. Duuuuh, lagi-lagi gak bermaksud narsis ya. SWEAR dah! Cuma mau berbagi cerita doank.
Nah, jadi karena muka ku yang mirip little girl ini, selalu menjadi sasaran empuk untuk menciptakan suatu kesalahpahaman antara aku dan orang lain, especially to my acquaintance, orang pertama kali yang aku temui.

Kejadian kesalahpahaman ini sudah biasa menghiasi hari-hariku, perjalanan sekolahku, hidupku, maupun karirku.  Jadi sebetulnya aku sudah biasa to face those all things. Nah yang akan aku ceritakan ke kalian-kalian semua adalah yang the most memorable aja ya;)

Nie kejadian beberapa minggu setelah aku menikah. Waktu itu aku dan suamiku go for honeymoon ke Pulau Dewata Bali. Beberapa saat setelah akan lepas landas dari Soetta, kebetulan sekali aku dan suamiku menempati tempat duduk tepat di sebelah pintu darurat. And then, tiba-tiba seorang flight attendant mendatangi kami and said to my husband: “Maaf mas, adiknya umur berapa ya (sambil menujuk ke arah muka ku yang lumayan agak polos ini)??? Kalo masih di bawah umur 14 tahun kami sarankan untuk pindah tempat duduk, karena disini diprioritaskan untuk dewasa berumur 20 tahun keatas.”
Gubraaaaaaaaaakkkkkk…. Kalo ada mix, aku udah nyanyi lagunya Olga Syaputra tuh, yang ‘Hancur…Hancur Hatiku’…..
Dengan tersenyum simpul suamiku menjawab: “Oh, maaf mb, ini istri saya”….
“Oh, maaf maaf mas, saya kira adiknya” pramugari pun berlalu sambil menahan malu….

Oke gpp,,, Life must go On.

Pernah juga suatu hari aku mengantar sepupuku  yang baru menamatkan SD dan melanjutkan sekolahnya di salah satu SMP swasta yang ada di Bogor. Tibalah hari pendaftaran, I come there with my aunt, uncle dan sepupuku itu. Little bit about my cousin, sepupuku itu anaknya lumayan supel and cepet deket ama siapa aja, udah deh, sampe disana dia langsung cari teman and gabung ma temen-temen sebayanya. Gak mau kalah ama anaknya, tante ku juga menghampiri salah satu orang tua murid baru dan berkenalan. Ogah donk kalo ditinggal sendirian akhirnya aku ikut gabung deh ama tante ku itu yang lagi ngobrol ama kenalan barunya.
Selayaknya orang yang baru kenalan, akhirnya aku bersalaman sama orang tua murid itu, dan kata-kata pertama yang keluar dari bibir manisnya adalah “Anaknya yang mau masuk sekolah yang ini ya bu (sambil melirik cantik kearah ku)?”
Whaaaaaattt!!!! Bagai petir disiang bolong menyambar jemuran mpe bolong-bolong,,, Helloooooo maaaam,,,,, aku ini mahasiswa lho, masak dibilang mau masuk SMP…. Plissss Dehhhhh,,,,,

Once more time,,,, Lagu ‘Hancur Hatiku’ kembali terngiang-ngiang di telingaku.

Oke, kita flash back lagi ke seminggu setelah my wedding. Setelah menggelar pesta di tanah kelahiranku, seminggu kemudian kami mengadakan syukuran lagi di tanah kelahiran suamiku di Serang. Tamu-tamu pun mulai berdatangan ke rumah mertua ku. Karena hanya syukuran biasa saja tidak seperti pesta, jadi kostum yang ku kenakan saat itu pun hanya long dress biasa saja.
Aku pun duduk di kursi berdampingan dengan pacar adik ipar ku yang memang dia seumuran dengan ku. Umur kami hanya berjarak satu tahun. Kami duduk tepat di depan pintu belakang tempat tamu perempuan biasanya berdatangan.  Ketika tamu masuk ke dalam rumah kami berdua pun berdiri, dan menyambut tamu sambil bersalaman satu sama lain. Herannya,,,, tamu-tamu tersebut mengucapkan selamat kepada pacar adik ipar ku dan bukan kepadaku. Khawatir berkelanjutan pacar adik ipar ku pun buka suara:
“Punten ibu, yang menikah yang ini (sambil menunjuk kearah ku yang sedang terbengong2 seperti kepompong abis di gendong)”, “Ooooooooh,,,, yang ini,,,,, saya kira embak mantennya,,,,,” Balas sang tamu sambil menahan (entahlah apa yang ditahan oleh mereka), dan aku hanya bisa menahan geraaaaaammm sangad sangad sangaaaaaad (ala upin ipin),,,,,,
Uuuuughhhhhh…….. lagi-lagi tak ada yang percaya kepada ku,,, hiks hiks,,,,

Okelah, let it be….

Sekarang urusan belanja. Hmmmmhhmmm,,, ibu-ibu pasti suka belanja. Gak jauh bedalah sama aku. Cuma sekarang-sekarang aku udah males belanja…  terutama di tempat yang harganya belum pasti alias masih bisa ditawar. You know why????
Karena, seringkali aku gak dipercaya kalo lagi nawar. I’m not really sure apa penyebabnya, entahlah. Apa mungkin aku kelihatan seperti orang yang gak punya uang, atau aku belum cukup umur untuk berbelanja, dan aku seperti anak kecil yang sebetulnya harus didampingi oleh orang tua ketika akan berbelanja???? Hanya Allah dan penjual lah yang tahu.
Pernah suatu ketika aku mau beli Lingerie (baju tidur untuk wanita dewasa). Yaah, selayaknya pembeli yang lain, tanya ini-tanya itu, tawar sini-tawar situ. Dan tahukah anda,,,, penjualnya sepertinya ogah-ogahan untuk menjawab semua pertanyaan aku dan melayaniku.  Udah gitu pake nanya lagi “Buat siapa dek lingerie nya?” ……….. aku jawab “buat kado mas”, “OOOhhhh” dia pun berpaling dari ku, (mungkin dalam pikiran dia “siapa elo?? Paling Cuma mahasiswa yang cari kado dengan budget seminim mungkin) dan
 dia lebih memilih untuk melayani pembeli lain yang kebetulan ada seorang yang physically memang lebih dewasa dari ku.
Woow, what’s wrong with me????? Dan ini bukan hanya sekali aku mengalami tragedi pen-cuek-an seperti ini, but……. more times, termasuk ketika beli sayur.
Semenjak itu, aku lebih memilih untuk belanja di mall / supermarket yang tidak harus melakukan adegan tawar-menawar dengan empu nya toko dan menghindari adegan yang tak diinginkan yang dapat membuat ku sedikit sakit hati…. Hssssss….

Sampe-sampe karena kejadian ini, aku suka minder. Aku lebih memilih suamiku untuk berhadapan dengan penjual jika kebetulan aku belanja di pasar dengannya. Hiks hiks,,,,,,,

Memang terkadang ada enaknya dan ada enggaknya. Yaaah, inilah asam manisnya kehidupan ku. Meskipun demikian, I really enjoy it dan aku tetap bersyukur dengan segala nikmat Allah ini. Meskipun pada awalnya aku sempet khawatir, khawatir gak dapet jodoh karena wajahku tak terlihat seperti orang dewasa,,,,hihihihi,,,,
Tapi ternyata Allah Maha Penyayang, Allah menjawab kekhawatiran ku dengan nikmat terbesar dipertemukan dengan jodohku.

Itu ceritaku……

Apa ceritamu…..? ;-)

Wednesday, May 2, 2012

Market Speculator Detection


Dalam dunia pasar modal terbagi menjadi dua jenis pasar, yakni pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer dan pasar sekunder dalam sektor riil dapat dianalogikan seperti pasar mobil atau rumah. Penjualan mobil/rumah baru disebut pasar primer, sedangkan jual beli mobil/rumah second/bekas itu pasar sekundernya.  Pada umumnya volume penjualan mobil/rumah di pasar primer jauh lebih besar daripada volumenya di pasar sekunder. Lain halnya dengan pasar modal, pasar primer (IPO [Initial Public Offering) pada umumnya jauh lebih kecil daripada pasar sekunder. Hal ini dikarenakan di pasar sekunder pada pasar modal lebih banyak speculator (investor yang hanya mencari capital gain) daripada investor yang riil mencari dividen serta berniat murni ingin memiliki sebagian saham dari perusahaan. Perbedaan ini sangat jelas sekali terlihat jika dibandingkan antara sektor riil dan sektor keuangan/modal.
Jika dalam sektor riil jual-beli pada pasar sekunder lebih banyak volumenya dikarenakan kebanyakan mereka yang melakukan jual beli dipasar sekunder disamping untuk memiliki, tapi juga konsumen merasa kurang puas maupun kondisinya sudah tidak sesuai dengan apa yang dimilikinya saat ini (seperti membeli rumah karena ingin merasakan suasana baru dsb). Lain halnya dengan transaksi yang ada di pasar sekunder untuk pasar modal, mayoritas para investor melakukan jual beli saham dikarenakan ingin mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang singkat, sehingga tidak jarang para investor melakukan “goreng-menggoreng saham”. Hal ini senada dengan pengamat pasar modal yang mengatakan bahwa 95% pelaku pasar modal adalah speculator, oleh sebab itulah volume pasar sekunder jauh lebih besar daripada volume pasar primernya.
Jika dalam pasar modal syariah pelaku investornya masih lebih cenderung ‘buy low sell high’ maka tidak berbeda dengan pasar modal konvensional yang cenderung mencari keuntungan dalam waktu yang singkat.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa dalam jual beli saham, nilai investasi yang masuk ke sektor riil tidak mencapai sepersepuluhnya dari kapitalisasi pasar. Ditambah lagi fakta menyebutkan bahwa uang yang beredar di pasar sekunder jauh lebih besar daripada nilai IPO. Sehingga sekuritas yang diperjualbelikan di pasar sekunder tidak lagi ada hubungannya dengan sektor riil seperti penciptaan lapangan kerja baru, investasi pada alat-alat produksi dsb.
Efek lain dari perdagangan saham di pasar sekunder adalah tersedotnya sumber daya keuangan ke sektor non riil. Perputaran uang yang terjadi diantara pemilik modal ke pemilik modal lain dengan gain and loss diantara mereka sehingga bukan lagi antara pemilik moda dengan pengusaha. Dari cepatnya ‘waktu menghasilkan’ inilah tumbuh mentalitas spekulasi dan adanya keengganan untuk berinvestasi langsung ke sektor riil.
Fakta yang terjadi dilapangan adalah ketika suatu perusahaan menerbitkan saham, maka uang yang didapat waktu penjualan perdana masuk ke perusahaan tersebut. Pada saat itulah uang yang masuk langsung digulirkan ke sektor riil. Selanjutnya, ketika saham perusahaan diperjualbelikan antara pemilik saham yang pertama pada saat penjualan perdana ke pembeli saham berikutnya, dan diperjualbelikan lagi antara pembeli berikutnya ke pembeli berikutnya dan seterusnya dan seterusnya. Dengan itu uang tidak lagi masuk ke sektor riil.
Godo C, penulis buku “Menjadi Kaya lewat Reksadana” memberikan saran agar terhindar dari beberapa praktik spekulatif di pasar modal diantaranya adalah saham hanya ditransaksikan sekali pada saat IPO. Jika terdapat kebutuhan likuiditas untuk jangka panjang dapat diatasi dengan transaksi melalui mekanisme gadai atau buy back pada harga perdana, sehingga tidak ada celah untuk spekulasi. Keuntungan yang akan diperoleh pemilik saham hanya tergantung pada dividen, sehingga akan jauh lebih teliti untuk fokus dan berjuang untuk kesehatan dan performance perusahaan dimana seorang investor ikut memilikinya.
Lalu bila memang saham diperjualbelikan hanya sekali pada saat IPO, bagaimana dengan para investor yang ingin memiliki saham sedangkan perusahaan tidak lagi menerbitkan saham perdana. Dari masalah ini yang seharusnya didorong adalah semakin banyak perusahaan yang go public atau berbentuk koperasi sehingga semua orang mendapat kesempatan untuk menjadi bagian kepemilikan perusahaan. Penambahan modal untuk existing companies juga dapat menggunakan sukuk dan hold to maturity, sehingga benar-benar tidak ada celah untuk melakukan spekulasi disamping adanya jaminan bahwa dana investor benar-benar digunakan untuk kepentingan sektor riil.

Wallahua’lam bis shawab