Friday, May 27, 2011

Pembuat Kebijakan atau Pengguna yang Salah?

Dunia transportasi merupakan elemen terpenting guna menopang kehidupan manusia dewasa ini. mulai dari transportasi darat, laut, dan udara. Keberhasilan masyarakat dalam beraktivitas tak lepas dari peran penting infrastruktur ini. Ketepatan waktu, sesuai akan kebutuhan, kenyamanan dalam kendaraan, biaya yang ekonomis, bahkan keselamatan merupakan faktor utama seseorang untuk memilih sarana transportasi apa yang akan mereka gunakan.
Seringkali faktor biaya yang lebih murah merupakan faktor yang paling utama yang menjadi pilihan masyarakat untuk berkendara. Misalnya saja mereka lebih memilih menggunakan alat transportasi angkutan umum (angkot) daripada sarana transportasi lainnya yang lebih mahal seperti taxi yang lebih terjamin akan kenyamanannya. Disamping itu, tidak jarang juga ada yang lebih memilih untuk membeli tiket kereta api ekonomi dan rela untuk berdesak-desakan dengan penumpang lain daripada harus membayar lebih mahal demi kenyamanan berkendaraan. Lagi-lagi pada hakikatnya semua adalah pilihan dan terlebih lagi pilihan tersebut sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan seseorang.
Menarik untuk dicermati potret sarana transportasi negeri ini,

Transportasi Darat

Sarana transportasi ini membutuhkan jalan umum sebagai infrastruktur utamanya. Di-ibaratkan air tanpa gelas maka air tidak berarti apa-apa bahkan bisa tumpah dan wujudnya tidak ada. Demikian halnya dengan alat transportasi ini, tanpa adanya jalan umum 'dia' tidak akan berarti apa-apa. Lalu bagaimana jika infrastruktur utama ini rusak atau bahkan hancur? keselamatan dan kenyamanan pengendara pun menjadi taruhannya.
1. Jalanan Rusak dan Berlubang
Seringkali kita mendengar berita yang ditayangkan di stasiun televisi tentang kecelakaan pengendara bermotor yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya baik itu berasal dari faktor sarana dan prasarana hingga Human error. Sebagai contoh kecil, Jika anda berkendaraan di daerah Bogor, cobalah menelusuri jalanan menuju arah Sukabumi (Trayek Ciawi-Cimande). Hiasan jalanan akan banyak anda temui disana. Banyaknya jalanan rusak dan berlubang di daerah tersebut sangat mengganggu kenyamanan pengendara. Disamping itu, kenyamanan tersebut diperparah lagi dengan kemacetan sebagai akibat dari rusaknya jalan dan terdapat pertigaan di area itu. Jika kenyamanan mungkin saja dapat diminimalisir dengan mencari jalan alternatif, tapi tidak untuk keselamatan. keselamatan berkendara di area itu menjadi taruhan yang sangat fatal. Tidak jarang sepeda motor ambruk hanya karena tubrukan dengan lubang yang ada, parahnya lagi kabar menyebutkan bahwa truk yang dikendarai oleh supir truk dan anak buahnya jatuh ke jurang hanya karna supir truk berkehendak untuk menghindari lubang yang ada di jalanan tersebut sehingga mengakibatkan awak truk tewas ditempat.
Di Sumatera misalnya, ruas jalan dari Palembang menuju Bengkulu, para pengendara bermotor harus bersiap menghadapi lubang sedalam hampir kurang lebih 6 Meter untuk sampai tujuan. Hingga akhirnya tidak jarang banyak kendaraan yang terjerembab di dalam lubang, hingga untuk keluar lubang dibutuhkan kendaraan yang berempati serta memiliki berbadan besar untuk menarik kendaraan yang terjerembab. Ironis sekali!
Naasnya kondisi ini sudah sepatutnya untuk menjadi perhatian pemerintah dalam membenahi sarana dan prasarana transportasi di negeri ini. Mestinya, tidak hanya jalan umum perkotaan saja yang dipercantik. Jalan umum di daerah pun sangat membutuhkan perhatian khusus. Rusaknya jalan-jalan di daerah tak ayal mengakibatkan proses distribusi barang yang buruk, waktu pendistribusian yang lama dan biaya transportasi membengkak hingga akhirnya harga barang di didaerah menjadi sangat tinggi (inflasi).

2. Human Error
Cobalah sekali-kali anda mencoba naik bus/minibus/angkot antar kota, tak jarang supir angkutan umum tersebut akan memberikan banyak shock terapi untuk jantung ada. Ya, teknik menyupir yang sangat tidak bersahabat ini seringkali menjadi ciri khas beberapa 'merek' bus. Menyupir yang ugal-ugalan dijalan ini sangat membahayakan penumpang yang dibawa. Terkadang ada beberapa faktor yang menyebabkan supir membawa bus dengan sangat tidak nyaman, salah satunya bisa jadi karena mereka berlomba untuk mendapatkan penumpang. Bayangkan, satu bus terkadang memuat 20 hingga 50 kursi penumpang dimana keselamatan semua penumpang ada di tangan sang supir. Jika supir tidak berhati-hati terutama pada saat jalanan licin atau jalanan yang sedang rusak, tak ayal kematian pun akan mengintai anda.
Pemerintah sudah menunjukkan kepeduliannya melalui beberapa peraturan yang dibuat berkenaan dengan tata tertib lalu lintas. sayang sekali awarness/kepedulian masyarakat untuk mewujudkan kota yang aman dan nyaman untuk berkendaraan kurang maksimal. Sehingga hasil yang diharapkan tak terwujud sebagaimana mestinya.

3. Kebijakan Pemerintah
Keputusan pemerintah untuk menyapu bersih penumpang KRL Ekonomi Bogor-Jkt/Jkt-Bogor dengan menggunakan semprotan cairan berwarna dirasa kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya penumpang yang 'nakal' nekad untuk duduk diatas gerbong kereta. Hal ini justru sangat membahayakan keselamatan jiwa penumpang itu sendiri. Minimnya jumlah gerbong kereta serta sarana transportasi darat yang cepat, aman, nyaman dan murah menjadi sebagian kecil alasan penumpang KRL lebih memilih atap gerbong untuk dijadikan tempat duduk daripada di dalam gerbong sendiri. Oleh sebab itu, sudah semestinya penertiban yang dilakukan terhadap penumpang KRL juga diiringi dengan penambahan jumlah fasilitas gerbong serta sarana angkut yang lebih memadai.

Transportasi Udara
Pilihan perjalanan melalui transportasi udara sudah menjadi bagian yang vital sebagai sarana penunjang aktivitas masyarakat. Dengan pesawat terbang sangat memungkinkan sekali seseorang berada di negara yang berbeda dalam satu hari, bahkan bisa dalam hitungan menit dan jam saja. Akan tetapi mode transportasi udara ini selain memiliki kecanggihan yang sangat dahsyat, risiko yang dihadapi pun tidak main-main. Sedikit kesalahan yang terjadi baik dari sistem navigasi pesawat bahkan hingga kesalahan human error akan berimbas pada hal yang sangat fatal.
Jika kita cermati, setiap pesawat sudah pasti dilengkapi dengan peraturan keselamatan yang sudah seharusnya ditaati oleh penumpang didalamnya. Hal kecil saja, seperti misalnya mematikan handphone ketika sedang berada di pesawat. Mungkin sebagian anda akan berpikir bahwa mematikan handphone hanya hal sepele saja. Tapi tahukah anda bahwa ketika handphone anda menyala maka sinyal handphone akan sangat mengganggu sistem navigasi pesawat. Artinya, komunikasi pilot dengan petugas bandara bisa terganggu sehingga informasi berkaitan dengan kemungkinan pendaratan sampai kondisi cuaca akan sulit diterima.
Selain itu, isu-isu tidak sedap terkait pembelian pesawat MA 60 milik maskapai Merpati ini beredar cepat dimasyarakat Semenjak pesawat ini mengalami nasib naas di perairan Papua yang menewaskan sekitar 27 penumpang pesawat. Isu tersebut mengungkap bahwa pembelian tersebut hanya untuk menguntungkan beberapa pihak tanpa mengedepankan kelaiakan terbang bagi pesawat.
Hal ini senada dengan pernyataan BJ Habibi sebagai ahli pesawat yang menyatakan bahwa pesawat MA 60 milik maskapai air Merpati ini tidak laik terbang. Pesawat dapat beroperasional jika sudah dinyatakan tersertifikasi laik terbang yakni dengan melakukan 100.000 x terbang terhitung dari take-off 1 kali dan landing 1 kali. Disamping itu pesawat tidak boleh retak selama 70 X terbang. Pesawat yang akan disertifikasi perlu juga dilakukan pengujian yang cermat sehingga tidak terjadi keretakan primer.
Jelas sudah, pesawat yang seharusnya tidak laik terbang malah dikomersilkan tanpa memikirkan nasib awak dan penumpang didalamnya hanya demi mendapatkan keuntungan semata.

Transportasi Laut
Tidak jarang transportasi laut juga menjadi alternatif penumpang untuk mencapai tujuannya. Selain murah, transportasi ini juga menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan. Membludaknya penumpang transportasi ini akan sangat terlihat menjelang musim mudik tiba. Ramainya penumpang di Kapal tak jarang dapat menyulap tangga hingga dek kapal menjadi alternatif tempat yang mau tidak mau harus digunakan oleh penumpang agar tetap nyaman di tengah perjalanan.
Jika di awal sudah dapat diprediksikan membludaknya penumpang kapal laut pada musim mudik, hal ini sepatutnya pula sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah dalam penanganannya. Pihak penyedia kapal tidak semestinya menaikkan penumpang lebih dari batas yang seharusnya disarankan sesuai dengan aturan keselamatan. Jika sudah terjadi overload penumpang, akibat yang akan ditanggung tidaklah main-main. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pemerintah seharusnya menambah armada kapal lebih banyak agar penumpang dapat terangkut dengan nyaman dan aman.